Sejarah Seni Rupa – Ketika menyebut seni rupa, hal yang ada di benak mungkin adalah sebuah goresan cat penuh warna di atas kanvas, lukisan. Padahal seni rupa tidak hanya berupa seni lukis. Bangunan dan patung juga termasuk seni rupa. Dan seni rupa ini telah ada sejak jaman pra sejarah dan terus berkembang hingga saat ini. Yuk mengenal lebih dekat perkembangan seni rupa di setiap zamannya.
Zaman Prasejarah
Seni rupa zaman prasejarah bisa dilihat salah satunya dari peninggalan berupa patung-patung. Seperti yang diketahui patung-patung prasejarah tersebut dibuat untuk menghormati leluhur-leluhur manusia prasejarah pada saat itu. Selain patung, kamu juga bisa melihat peninggalan seni bangunan pra sejarah.
Masa Phaleolitikum atau zaman batu tua. Manusia pra sejarah belum mengenal estetika, hal ini bisa dilihat dari peninggalan kapak batu yang mereka buat dulu. Kapak yang mereka buat bentuknya masih kasar dan tidak beraturan. Selain itu karena mereka hidup secara nomaden atau selalu berpindah tempat, sehingga bukti peninggalan seni bangunan baru ditemukan pada masa Mesolitikum.
Berbeda dengan masa Phaleolitikum yang hidup nomaden, manusia prasejarah pada masa Mesolitikum telah mempunyai tempat tinggal. Mereka tinggal di dalam goa-goa. Inilah yang menjadi salah satu bukti adanya seni bangunan pada masa pra sejarah.Selain seni bangunan, manusia pada zaman itu juga telah mengenal seni lukis. Karya lukis mereka yang berupa kegiatan perburuan, simbol nenek moyang, dan cap jari ditemukan pada dinding-dinding goa.
Setelah masa Mesolitikum, seni rupa semakin berkembang pada masa Neolitikum. Pada masa ini mereka mulai membangun rumah dari kayu atau bambu. Sementara bangunan dari batu digunakan sebagai tempat pemujaan. Seni lukis pada masa ini biasanya diterapkan pada bangunan dan benda-benda kerajinan lainnya.
Masa Megalitikum dikenal sebagai zaman batu besar. Peninggalan seni bangunan pada masa ini berupa bangunan yang terbuat dari batu dengan ukuran yang besar. Sama halnya seperti saat masa Neolitikum, pada zaman ini bangunan batu besar tersebut juga digunakan untuk keperluan upacara atau ritual keagamaan. Seni patung pada zaman batu besar berupa arca atau patung dari batu yang berbentuk binatang atau manusia.
Abad Pertengahan
Karya seni rupa pada abad pertengahan banyak dipengaruhi oleh otoritas gereja. Bahkan disebutkan bahwa gereja juga ikut terlibat dalam menentukan karya yang akan dibuat. Karya seni rupa yang dibuat pada masa ini cenderung berukuran besar. Hal ini dimaksudkan untuk mengisi ruang pada bangunan-bangunan yang saat itu juga berukuran besar. (Baca Juga: Tokoh Wayang)
Zaman Renaissance
Jika pada abad pertengahan ajaran kristiani begitu melekat bahkan pada isi karya seni, zaman Renaissance disebutkan sebagai zaman yang mulai mengusik otoritas gereja. Hal ini dikarenakan pada zaman ini terjadi berbagai macam penemuan-penemuan di berbagai bidang yang dianggap bertentangan dengan keyakinan gereja.
Renaissance yang berarti terlahir kembali, dijadikan sebagai titik awal kembalinya seni rupa klasik Yunani yang telah lama hilang. (Baca Juga: 11 Alat Musik Tradisional)
Zaman Barok dan Rokoko
Gaya seni Barok dimulai pada tahun 1600. Karakteristik seni rupa pada masa ini cenderung berlebihan dari keadaaan sebenarnya, detail yang digunakan juga lebih jelas dan mudah ditafsirkan. Sementara untuk seni bangunan, penekanan terdapat pada tiang, kubah, pencahayaan, ruang kosong yang menunjukkan adanya tangga.
Rokoko atau juga dikenal sebagai Barok akhir.
Ornamen taman yang menggunakan kerang dan batu hias menjadi alasan mengapa disebut Rokoko. Rokoko diadopsi dari bahasa Prancis yang artinya batu, kerang. Pada masa ini motif-motif bunga dan tanaman lainnya mulai ditambahkan dalam karya seninya. Arsitekturnya dibuat lebih anggun, berkesan riang berbeda dengan Barok yang menampilkan karya yang cenderung serius. Dan cat-cat berwarna pucat banyak dipilih pada masa ini.
Abad 19
Munculnya berbagai macam aliran dalam seni rupa dimulai pada abad 19. Awalnya aliran-aliran tersebut berkembang di Eropa kemudian menyebar ke seluruh dunia. Hasil karyanya pun tidak lagi dipengaruhi oleh kehidupan gereja. (Baca Juga: Cara Mudah Belajar Menggambar)
Ciri karya seni pada abad 19 salah satunya adalah penggunaan warna-warna cerah yang mampu menunjukkan emosi dan pemikiran senimannya. Selain itu pada abad 19 seniman tidak lagi didominasi oleh kaum bangsawan, tidak sedikit pula kalangan bawah yang juga menjadi seniman.
Abad 20
Konsep baru berupa penyederhanaan bentuk arsitektur diciptakan pada abad 20 ini. Bentuk seni bangunannya lebih menekankan pada fungsi ruang, sehingga terlihat lebih sederhana dan tanpa ornamen berlebih.
Selain itu beberapa aliran baru dalam seni rupa juga kembali muncul di abad 20 ini. Diantaranya adalah fauvisme, kubisme, dadaisme, surealisme, abstrak dan pop art. (Baca Juga: Pengertian, Fungsi, dan Jenis Seni Rupa Terapan)