Memanfaatkan “Rongsokan” Tembaga dan Kuningan menjadi Kerajinan Bernilai Tinggi

Barang bekas atau biasa disebut “Rongsokan” biasanya kita biarkan menumpuk di gudang begitu saja. Padahal semakin lama pastinya akan semakin menumpuk dan memenuhi gudang, apalagi bagi mereka yang rumahnya kurang luas atau minim lahan, pastinya ini akan sangat mengganggu. Tapi tahukah anda bahwa dari barang bekas tersebut sebenarnya masih bisa kita olah menjadi barang yang bernilai tinggi bahkan bisa menjadi sumber penghasilan bagi anda?

Ada sebuah desa di lereng gunung Merbabu dan Merapi, tepatnya desa Tumang, kecamatan Cepogo, kabupaten Boyolali yang memanfaatkan rongsokan menjadi kerajinan bernilai tinggi. Mereka mengolah sampah tembaga dan kuningan menjadi berbagai produk kerajinan tembaga dan kerajinan kuningan, antar lain: Kaligrafi, Lampu Gantung, Lampu Dinding, Lampu Robyong, Copper Bowl, Guci, Lambang Garuda Pancasila, dan masih banyak lagi produk kerajinan tembaga dan kuningan yang di hasilkan.

Desa ini telah dinobatkan sebagai desa wisata kerajinan tembaga dan kuningan oleh pemerintah setempat, karena sudah sejak dulu warga di desa ini menggeluti pekerjaan ini. Mereka memperoleh bahan baku dari pengepul barang bekas atau rongsokan. Kemudian bahan baku tersebut diolah dengan cara dilebur dahulu, ada juga langsung ditempa sehingga membentuk plat. Dari plat tembaga atau kuningan inilah akan dibentuk kerajinan yang diinginkan sesuai dengan pola yang sudah disiapkan.

Setelah itu, plat dipotong sesuai dengan pola. Kemudian plat yang sudah dipotong tersebut ditempa (disebut “pande”) dengan alat khusus agar berbentuk dan diukir sesuai dengan motifnya yang diinginkan.

Jika sudah, masih-masing akan digabungkan dengan cara di patri. Ini memerlukan keahlian khusus karena selain berbahaya juga memerlukan ketelitian yang tinggi agar produk yang dihasilkan rapi.

Tahapan terakhir adalah tahap pewarnaan dan finishing. Sebenarnya dari tembaga atau kuningan itu sendiri sudah menghasilkan warna alami, tetapi jika menginginkan warna yang berbeda maka tahap pewarnaan ini diperlukan. Untuk finishing biasanya dilakukan dengan coating, tujuannya agar kerajinan tersebut awet.

Banyak hal tidak kita sadari bahwa keberadaannya yang selama ini dianggap sampah ternyata menyimpan potensi untuk digali sehingga menghasilkan sesuatu yang bernilai tambah, justru bisa menjadi mata pencaharian. Mulailah berfikir kreatif untuk hidup yang lebih baik.

Leave a Comment