Kisah Nabi Sulaiman Bersama dengan Jin, Semut, dan Ratu Balqis Hingga Beliau Wafat

Kisah Nabi Sulaiman – Didalam aqidah ahlussunnah waljama’ah, ada dua puluh lima Rasul yang wajib kita imani dan diketahui bagi setiap muslim. Salah satunya adalah Nabi Sulaiman a.s. yang wajib kita ketahui dari 25 Rasulullah tersebut.

Sebenarnya, jumlah seluruh Nabi sepanjang hidup umat manusia didalam suatu riwayat berkata ada sekitar 124.000 orang. Adapun Jumlah Rasul sendiri adalah sebanyak 313 orang. Namun dalam aqidah yang kita panuti, yang wajib harus kita ketahui adalah hanya 25 orang nabi dan rasul saja. Selebihnya hanyalah wajib kita imani (bahwa para nabi Allah dan Rasulullah tersebut sungguh ada) saja, tidak perlu sampai harus kita ketahui.

Oleh sebab itu, mempelajari kisah atau cerita ke-25 Rasul-Rasul Allah tersebut merupakan sebuah kewajiban. Dengan mengetahui kisah Nabi Sulaiman as, maka kita telah menjalankan satu kewajiban tersebut. Tapi juga jangan sampai tidak membaca kisah Rasul-Rasul Allah yang lain. J

Siapakah Nabi Sulaiman as?

www.tandapagar.com
www.tandapagar.com

Dalam urutan nama para Nabi dan Rasul Allah, yang mana pernah kita baca dalam buku cerita-cerita, bahwa Nabi Sulaiman as adalah Nabi yang berada di urutan ke-18. Yaitu sesudah Nabi Daud as dan sebelum Nabi Ilyas as.

Sebelum Nabi Sulaiman as diangkat oleh Allah Ta’ala menjadi Rasul dan juga sebagai raja. Tapi sebelum diangkatnya Nabi Sulaiman menjadi Rosul, Nabi Daud as lah yang memegang gelar tersebut. Nabi Daut juga selain menjadi Rosul, Nabi Daud juga raja pada saat itu. Selain itu, Nabi Daud juga adalah ayah dari Nabi Sulaiman as.

Nabi Sulaiman dan ayahnya merupakan Rasulullah yang diutus untuk berdakwah kepada kaum bani Israil di Palestina pada saat itu.

Keteladanan dan Keistimewaan Nabi Sulaiman A.S

pixabay.com
pixabay.com

Sejak masih belia sampai remaja, Nabi Sulaiman as sudah bisa memperlihatkan kecerdasan, kecakapan dan juga kemampuan berpikirnya yang baik dan bijak terutama dalam mengambil keputusan. Nabi Sulaiman as juga dikisahkan sering menangani berbagai macam perselisihan yang terjadi pada penduduk di antara kalangan Bani Israil.

Nabi Sulaiman as juga seringkali bersama ayahnya ikut dalam persidangan untuk membantu menangani berbagai masalah yang terjadi di kalangan Bani Israil. Nabi Daut as sengaja memang mengajak Nabi Sulaiman as
bersamanya sebagai proses kaderisasi apabila suatu saat nanti Nabi Daud A.S. wafat.

Sejarah mencatat, Bahwa Nabi Sulaiman A.S. memanglah orang yang paling pandai diantara saudaranya yang lain. Pernah terjadi suatu kejadian yang memperlihatkan kematangan Nabi Sulaiman A.S. dalam menengahi perselisihan.

Dalam sebuah persidangan, ada dua orang mendatangi Nabi Daud A.S. meminta untuk memutuskan perkara mereka berdua.

Kebun orang pertama dimasuki kambing-kambing oleh orang kedua pada saat malam hari. Yang menyebabkan semua tanaman yang ada dikebun tersebut lenyap dimakan oleh kambing-kambing yang kelaparan. Padahal kebun itu telah riwaat lama sekali dan telah memasuki musim panen.

Orang kedua pun juga mengakui kesalahan yang telah dibuatnya. Nabi Daud memutuskan pada masalah itu bahwa orang kedua wajib menyerahkan seluruh kambing yang dimilikinya kepada orang pertama sebagai ganti rugi.

Nabi Sulaiman pun merasa bahwa keputusan yang dibuat oleh ayahnya tersebut kurang tepat. Lalu Nabi Sulaiman as berkata kepada ayahnya kurang lebih seperti ini:

Wahai ayahku, menurutku keputusan yang ayah kurang bijaksana. Kalau menurutku sebaiknya bila memang kambing-kambing orang kedua telah memakan seluruh tanaman kebun orang pertama, maka sebaiknya orang kedua memugarkan kebun orang pertama (dengan ditanam kembali misalnya) kembali tanaman-tanaman tersebut sehingga seperti sedia kala. Dan selama orang kedua mengerjakan hal demikian, maka orang pertama berkewajiban untuk menjaga kambing-kambing yang dimiliki orang kedua, merawat dan mengambil manfaatnya hanya seperlunya saja.”

Kuputusan tersebut diterima dengan sangat baik oleh orang pertama dan orang kedua. Kejadian ini juga menjadikan Nabi Sulaiman as semakin dikagumi kecerdasan yang dimilikinya.

Kerajaan Nabi Sulaiman A.S

penyuluhp.blogspot.com
penyuluhp.blogspot.com

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sejak Nabi Sulaiman as masih muda, Nabi Daud telah mempersiapkan Nabi Sulaiman as untuk menggantikan kerajaan dan mengepalai Bani Israil.

Tapi, Kakak Nabi Sulaiman yang bernama Absyalum tidak rela dilangkahi oleh adiknya. Absyalum beranggapan bahwa yang sepatutnya menjadi putera mahkota sebagai pewaris pertama kerajaan Bani Israil adalah dia.

Absyalum kemudian melakukan propaganda dan berbagai rencana untuk menggulingkan pemerintahan yang dipimpin ayahnya. Dia mengumpulkan masyarakat dan mempengaruhi mereka agar dia bisa menduduki instana.

Rencana Absyalum pun berhasil. Absyalum menguasai kerajaan bani Israil selama beberapa waktu. Namun dengan berbagai usaha yang dilakukan Nabi Daud as, kerajaan tersebut dapat direbut kembali oleh Nabi Daud as.

Dan Ketika Nabi Daud as wafat, kerajaan Bani Israil pun diberikan kepada Nabi Sulaiman as. Mulai saat itulah, Nabi Sulaiman as yang memimpin kerajaan Bani Israil sampai Nabi Sulaiman as wafat.

Mukjizat Nabi Sulaiman A.S

pixabay.com
pixabay.com

Setiap Rasul yang di utus pasti diberikan mukjizat oleh Allah SWT. Begitu juga teruntuk pada Nabi Sulaiman as. Nabi Sulaiman as beri anugerah beberapa mukjizat oleh Allah SWT. Beberapa di antara mukjizatnya adalah mampu menguasai para jin dan dapat berbicara dengan binatang.

Hal seperti ini tentu tidak bisa dilakukan oleh manusia-manusia biasa. Itulah mengapa hal itu disebut dengan mukjizat, karena merupakan sesuatu yang luar biasa dan di luar akal pikiran.

Mukjizat-mukjizat Nabi Sulaiman as bisa kita lihat didalam 2 ayat Alquran sebagai berikut.

Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman” (An Naml: 15)

Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata“ (An Naml: 16).

Juga ada pada ayat di bawah ini.

Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. ” (Al-anbiya: 81)

Nabi Sulaiman A.S. Mampu Berbicara dan Mengendalikan Makhluk Lain (dengan izin Allah)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Nabi Sulaiman as diberi anugerah berupa mukjizat oleh Allah Ta’ala sangat banyak sekali . Salah satunya kelebihanya adalah dapat menundukkan makhluk lain, seperti burung dan jin.
Hal ini bisa dilihat dalam surat An Naml ayat 17:

Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).” (An Naml: 17)

Sementara itu, dalam surat yang lain dikatakan bahwa Nabi Sulaiman mampu mengendalikan angin.

Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al Anbiya: 81)

Dikisahkan juga bahwa yang membangun gedung-gedung tinggi di masa kerajaan Nabi Sulaiman as dilaksanakan oleh para jin (dalam Alquran disebutkan menggunakan kata syaithan). Hal tersebut bisa kita baca dalam surat Al Anbiya:

Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah Kami memelihara mereka itu” (Al Anbiya: 81)

Nabi Sulaiman dan Ikan Paus

pixgood.com
pixgood.com

Suatu hari Nabi sulaiman berjalan-jalan untuk mengelilingi dan melihat seluruh kaum di daerah kekuasaannya. Saat itu juga Nabi Sulaiman melihat di pinggiran pantai, ada seekor ikan paus yang besar sedang terdampar. Nabi Sulaiman bertanya kepada ikan tersebut: “Wahai ikan paus sedang apakah engkau disini?

Kemudian ikan paus tersebut menjawab, “Saya sedang mengambil rizki apa yang telah menjadi hakku hari ini dari Alloh.” Nabi Sulaiman pun berkata,”Saya mengundang kamu besok untuk makan bersama teman-temanmu”. Lalu Ikan paus menjawabnya,” Saya akan datang di waktu yang sama tanpa bersama teman-temanku.

Di keesokan harinya, Nabi Sulaiman telah menyediakan makanan yang sangat amat banyak. Didalam kisah panjangnya prasmanan tersebut yang telah disediakan berkisar sampai 10 kilometer. Setelah tiba waktunya, muncullah ikan paus tadi dan berkata, “Saya hadir memenuhi undanganmu wahai Nabi Sulaiman”. Kemudian Nabi Sulaiman as mempersilahkan kepada ikan paus tersebut untuk menyantap hidangan yang telah disiapkan.

Pada saat itu, Nabi Sulaiman terkaget dan heran ketika ikan paus tersebut melahap seluruh makanan yang sudah disediakan dengan seketika lalu berkata,”Mana lagi ya Sulaiman?” Nabi Sulaiman menjawab dengan pertanyaan, ”Kamu sudah memakan sangat banyak dan masih meminta lagi?”Jawab Nabi Sulaiman dengan terheran-heran. Lalu ikan paus itu berkata “Wahai Nabi Sulaiman, engkau sudah menutup rizkiku dari Alloh hari ini dan engkau telah berjanji untuk memberi rizki yang sama, ketahuilah wahai Sulaiman, sunguh makanan yang engkau sediakan hari ini tidak cukup untuk makan pagiku.

Mendengar perkataan ikan paus tersebut, Nabi Sulaiman as seraya berdo’a kepada Allah “Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Rizki, hanya kepada-Mu lah yang berkuasa atas segala sesuatu. Hamba adalah orang yang lemah dan tidak berdaya di muka bumi ini melainkan dengan kekuasaan-Mu”.

Nabi Sulaiman A.S dan Semut

Selain memiliki kemampuan menundukkan para bangsa jin, Nabi Sulaiman as juga bisa menundukkan makhluk lain dan dapat berinteraksi dengan binatang. Contoh binatang yang suaranya dapat didengar oleh Nabi Sulaiman as adalah semut. Kisah ini juga disebutkan oleh Allah dalam Alquran surat An Naml ayat 18-19.

Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”(An-Naml : 18)

Nabi Sulaiman as tersenyum mendengar perkataan semut dan diiringi dengan tawa. Lalu Beliau berdoa sebagaimana ditulis dalam ayat selanjutnya.

Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh“. (QS. An-Naml : 19)

Kisah Nabi Sulaiman dan Burung Hud-Hud

Burung Hud hud

Suatu hari Nabi Sulaiman as mengumpulkan seluruh bala tentaranya dari berbagai jenis makhluk. Namun disaat melakukan pengecekan, pada saat itu burung hud-hud tidak hadir dalam daftar absen. Hal ini juga dikisahkan Alquran:

Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir.” (QS. An Naml : 20)

Karena ketidak hadirannya burung hud-hud, Nabi Sulaiman as juga sempat mengancam untuk memberi hukuman kepada burung hud-hud sebagaimana yang tertulis dalam ayat selanjutnya.

Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang”. (QS. An Naml : 21)

Ada juga cerita versi lain yang menyatakan bahwa setelah Nabi Sulaiman as telah membangun Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji, Nabi Sulaiman as kemudian melakukan perjalan ke Yaman. Setibanya di San’a (Ibu Kota Yaman) Nabi Sulaiman as memanggil-manggil burung hud-hud untuk mencarikan sumber air ditempat yang kering serta tandus itu.

Dan ternyata burung hud-hud itu tidak kunjung datang. Nabi Sulaiman as marah dan mengancam akan memberi hukuman kepada burung Hud-hud jika ketidak hadirannya beralasan yang kurang jelas.

Namun, tak lama kemudian burung hud-hud itu muncul. Cerita ini juga tertulis dalam ayat selanjutnya.

Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.” (QS. An Naml: 22)

Penjelasan dan perbincangan antara Nabi Sulaiman as dan burung hud-hud agar lebih mudah akan kita pelajari bersama melalui ayat-ayat selanjutnya dalam surat An Naml.

Burung hud-hud tersebut mengaku menjumpai seorang wanita yang memiliki singgasana atau kerajaan yang besar.

Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. “ (QS. An Naml: 23)

Namun, wanita yang dijumpai burung hud-hud beserta kaumnya tidak menyembah Allah, akan tetapi menyembah matahari.

Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk “ (QS. An Naml: 24)

Agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.“ (QS. An Naml: 25)

“Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai ‘Arsy yang besar“ (QS. An Naml: 26)

Setelah mendengankan penjelasan dari burung hud-hud akan kisah tersebut, Nabi Sulaiman as kemudian menjawab:

Berkata Sulaiman: “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.“ (QS. An Naml: 27)

Kisah seterusnya dari surat An Naml yang akan menjelaskan kisah Nabi Sulaiman as dan Ratu Balqis, akan penulis buat sub judul sendiri. Untuk lebih memudahkan para pembaca.

Nabi Sulaiman A.S dan Ratu Balqis

beda-dunia.blogspot.com
beda-dunia.blogspot.com

Supaya lebih afdhal, cerita berikutnya akan penulis runut berdasarkan cerita yang tertulis didalam surat An Naml. Selain juga ayat dalam Bahasa Arab, penulis juga serta mencantumkan arti sekaligus tafsir (Jalalain). Silahkan melanjutkan bacaannya. 🙂

Kemudian Nabi Sulaiman as melanjutkan dan meminta kepada burung hud-hud agar mengantarkan surat kepada wanita beserta ratu tersebut, yaitu Ratu Balqis.

Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan“ (QS. An Naml: 28)

Surat itu pun sampai Ratu Balqis dan dibacanya surat tersebut. Yang Isinya:

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri.

Dan kisah selanjutnya tertulis dalam ayat berikutnya, Ratu Balqis memberitahukan isi surat tersebut kepada pembesar-pembesar di negerinya tentang surat itu.

Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.“ (QS. An Naml: 29)

Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya (isinya) kandungan isi surah itu, (‘Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang).” (QS. An Naml: 30)

أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ

Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku, sebagai orang-orang yang berserah diri’“. (QS. An Naml: 31)

قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَفْتُونِي فِي أَمْرِي مَا كُنتُ قَاطِعَةً أَمْرًا حَتَّىٰ تَشْهَدُونِ

Berkata dia, “Hai para pembesar! Berilah aku pertimbangan) dapat dibaca Al Mala-u Aftuni dan Al Mala-uwaftuni, maksudnya, kemukakanlah saran kamu sekalian kepadaku (dalam urusanku ini, aku tidak pernah memutuskan suatu persoalan) karena aku belum pernah memutuskannya (sebelum kalian berada dalam majelisku”) sebelum kalian semua hadir di majelisku ini.” (QS. An Naml: 32)

Para pembesar dari Ratu Balqis kemudian memberikan sebuah jawaban seperti dalam ayat 33 berikut.

قَالُوا نَحْنُ أُولُو قُوَّةٍ وَأُولُو بَأْسٍ شَدِيدٍ وَالْأَمْرُ إِلَيْكِ فَانظُرِي مَاذَا تَأْمُرِينَ

“(Mereka menjawab, “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan juga memiliki keberanian yang sangat) dalam peperangan (dan keputusan berada di tanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”) kami akan menaati perintahmu.” (QS. An Naml: 33)

Secara tersirat, para pembesar Ratu Balqis tersebut menyarankan untuk mengangkat senjata karena secara kekuatan mereka dirasa sanggup untuk menghadapi Nabi Sulaiman as. Namun keputusan tetaplah berada di tangan Ratu mereka.

Setelah itu Ratu Balqis menjawab.

قَالَتْ إِنَّ الْمُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا قَرْيَةً أَفْسَدُوهَا وَجَعَلُوا أَعِزَّةَ أَهْلِهَا أَذِلَّةً ۖ وَكَذَٰلِكَ يَفْعَلُونَ

“(Dia berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya) melakukan pengrusakan di dalamnya (dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian pula yang akan mereka perbuat) yang akan dilakukan oleh para pengirim surah ini”. (QS. An Naml: 34)

Ratu Balqus memutuskan untuk mengirimkan sebuah hadiah kepada pengirim surat (saat itu belum tahu Nabi Sulaiman a.s) sebagai bentuk beritiqad baik.

وَإِنِّي مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِم بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌ بِمَ يَرْجِعُ الْمُرْسَلُونَ

“(Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa hadiah, dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu”) Apakah mereka akan menerima hadiahku ini atau menolaknya. Jika ia seorang raja niscaya ia akan menerimanya, jika ia seorang Nabi niscaya ia akan menolaknya. Kemudian ratu Balqis mengirimkan para pelayan lelaki dan perempuan yang jumlahnya dua ribu orang; separuh laki-laki dan separuh lagi perempuan. Para utusan itu membawa lima ratus balok emas, sebuah mahkota yang bertatahkan permata, minyak kesturi, minyak anbar dan hadiah-hadiah lainnya beserta sebuah surah jawaban. Burung Hud-hud segera terbang menuju ke Nabi Sulaiman untuk memberitakan kepadanya semua apa yang ia dengar dan saksikan itu. Setelah Nabi Sulaiman mendapat berita dari burung Hud-hud, maka segera ia memerintahkan pasukannya untuk membuat batu bata dari emas dan perak, hendaknya dari tempat ia berkemah sampai dengan sembilan farsakh dihampari permadani, kemudian di sekelilingnya dibangun tembok yang terbuat dari batu bata emas dan perak, kemudian ia memerintahkan kepada anak-anak jin supaya mendatangkan hewan darat dan hewan laut yang paling indah untuk ditaruh di sebelah kanan dan kiri lapangan dekat istana yang dibangunnya itu.” (QS. An Naml: 35)

Sampainya utusan Ratu Balqis di kediaman Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman lalu berkata kepada para utusan tersebut.

فَلَمَّا جَاءَ سُلَيْمَانَ قَالَ أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٍ فَمَا آتَانِيَ اللَّهُ خَيْرٌ مِّمَّا آتَاكُم بَلْ أَنتُم بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُونَ

(Maka tatkala utusan itu sampai) utusan ratu Balqis yang membawa hadiah berikut dengan pengiring-pengiringnya(kepada Sulaiman. Sulaiman berkata, “Apakah patut kalian menolong aku dengan harta?, apa yang diberikan Allah kepadaku) berupa kenabian dan kerajaan (lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepada kalian) yakni keduniaan yang diberikan kepada kalian (tetapi kalian merasa bangga dengan hadiah kalian itu) karena kalian merasa bangga dengan harta keduniaan yang kalian miliki. (QS. An Naml: 36)

Lalu Nabi Sulaiman memerintahkan kepada para utusan tersebut untuk kembali kepada Ratu mereka. Bukan hanya itu, Nabi Sulaiman meminta ratu mereka agar mendatangi Nabi Sulaiman. Bahkan Nabi Sulaiman akan mengancam dengan mengusir mereka dari negeri Saba’ apabila sang ratu tidak mau datang. Hal ini terkisah dalam ayat selanjutnya.

ارْجِعْ إِلَيْهِمْ فَلَنَأْتِيَنَّهُم بِجُنُودٍ لَّا قِبَلَ لَهُم بِهَا وَلَنُخْرِجَنَّهُم مِّنْهَا أَذِلَّةً وَهُمْ صَاغِرُونَ

(Kembalilah kepada mereka) dengan hadiah yang kamu bawa itu (sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mempunyai kekuatan) tidak berdaya lagi (untuk melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu) dari negeri tempat tinggal mereka, yaitu negeri Saba’. Negeri ini dinamai dengan nama kakek moyang mereka (dengan terhina dan mereka menjadi tawanan”) jika mereka tidak mau datang kepadaku dengan berserah diri. Ketika utusan itu kembali kepada ratu Balqis berikut dengan hadiah yang mereka bawa sebelumnya, ratu Balqis menempatkan singgasananya di dalam keratonnya yang berpintu tujuh, sedangkan keraton ratu Balqis berada di dalam tujuh keraton yang besar-besar. Kemudian semua pintu-pintunya dikunci dengan rapat dan menugaskan sebagian bala tentaranya untuk menjaga keraton dan singgasananya. Setelah itu ia bersiap-siap untuk melakukan perjalanan menghadap Nabi Sulaiman, untuk melihat apa yang bakal diperintahkan oleh Nabi Sulaiman kepada dirinya. Berangkatlah ratu Balqis dengan membawa dua belas ribu pasukannya; menurut pendapat yang lain disebutkan bahwa jumlah tentara yang dibawanya pada saat itu sangat banyak, sehingga dari jarak satu farsakh dapat terdengar suara gemuruhnya. (QS. An Naml: 37)

Mengetahui Ratu Balqis setuju dengan permintaan Nabi Sulaiman, maka Nabi Sulaiman memberi perintah kepada para pembesarnya untuk membawakan istana Ratu Balqis kehadapan Nabi Sulaiman.

قَالَ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَن يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ

“(Berkata Sulaiman, “Hai pembesar-pembesar! Siapakah di antara kamu sekalian) lafal ayat ini dapat dibaca secara Tahqiq dan dapat pula ia dibaca secara Tas-hil sebagaimana keterangan sebelumnya (yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri?”) yakni taat dan tunduk kepadaku. Maka aku harus mengambil singgasananya itu sebelum mereka datang, bukan sesudahnya.” (QS. An Naml: 38)

Lalu permintaan Nabi Sulaiman ini disambut oleh jin ifrit.

قَالَ عِفْرِيتٌ مِّنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَن تَقُومَ مِن مَّقَامِكَ ۖ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ

“(Ifrit dari golongan jin berkata,) yakni jin yang paling kuat lagi keras (“Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu) dari majelis tempat ia melakukan peradilan di antara orang-orang, yaitu dari mulai pagi sampai tengah hari (dan sesungguhnya aku benar-benar kuat) untuk membawanya (lagi dapat dipercaya.”) atas semua permata dan batu-batu berharga lainnya yang ada pada singgasananya itu. Maka Nabi Sulaiman berkata, “Aku menginginkan yang lebih cepat dari itu”. (QS. An Naml: 39)

Setelah mendengar permintaan Nabi Sulaiman, Ashif ibnu Barkhiya (riwayat ada yang mengatakan sepupu dari Nabi Sulaiman, ada juga yang mengatakan juru tulis Nabi Sulaiman) berkata bahwa dia mampu membawa singgasana tersebut hanya dalam kedipan mata.

فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ

(Seorang yang mempunyai ilmu dari Al kitab) yang diturunkan (berkata,) ia bernama Ashif ibnu Barkhiya; dia terkenal sangat jujur dan mengetahui tentang asma Allah Yang Teragung, yaitu suatu asma apabila dipanjatkan doa niscaya doa itu dikabulkan (“Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”) jika kamu tujukan pandanganmu itu kepada sesuatu. Maka Ashif berkata kepadanya, “Coba lihat langit itu”, maka Nabi Sulaiman pun menujukan pandangannya ke langit, setelah itu ia mengembalikan pandangannya ke arah semula sebagaimana biasanya, tiba-tiba ia menjumpai singgasana ratu Balqis itu telah ada di hadapannya. Ketika Nabi Sulaiman mengarahkan pandangannya ke langit, pada saat itulah Ashif berdoa dengan mengucapkan Ismul A’zham, seraya meminta kepada Allah supaya Dia mendatangkan singgasana tersebut, maka dikabulkan permintaan Ashif itu oleh Allah. Sehingga dengan seketika singgasana itu telah berada di hadapannya. Ibaratnya Allah meletakkan singgasana itu di bawah bumi, lalu dimunculkan-Nya di bawah singgasana Nabi Sulaiman. (Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak) telah berada (di hadapannya, ia pun berkata, “Ini) yakni didatangkannya singgasana itu untukku (termasuk karunia Rabbku untuk mencoba aku) untuk menguji diriku (apakah aku bersyukur)mensyukuri nikmat, lafal ayat ini dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil (atau mengingkari) nikmat-Nya. (Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya) artinya pahalanya itu untuk dirinya sendiri (dan barang siapa yang ingkar) akan nikmat-Nya (maka sesungguhnya Rabbku Maha Kaya) tidak membutuhkan kesyukurannya (lagi Maha Mulia”) yakni tetap memberikan kemurahan kepada orang-orang yang mengingkari nikmat-Nya. (QS. An Naml: 40)

Setelah singgasana tersebut sudah berada di hadapan Nabi Sulaiman, Nabi Sulaiman as pun berkata.

قَالَ نَكِّرُوا لَهَا عَرْشَهَا نَنظُرْ أَتَهْتَدِي أَمْ تَكُونُ مِنَ الَّذِينَ لَا يَهْتَدُونَ

(Dia berkata, “Ubahlah baginya singgasananya) yaitu bentuknya sehingga bila kelak ia melihatnya tidak yakin bahwa singgasana itu miliknya sendiri, (maka kita akan melihat apakah dia mengenal) yakni dapat mengetahuinya (ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenalnya”) tidak mengetahuinya karena telah mengalami perubahan. Nabi Sulaiman sengaja melakukan hal ini untuk menguji kecerdasan akalnya, karena menurut kata orang-orang dia berakal cerdas. Maka mereka segera mengubah singgasana itu dengan cara menambahi dan mengurangi serta memoles bagian-bagiannya. (QS. An Naml: 41)

Ketika Ratu Balqis tiba, Ratu Balqis tidak menyangka kalau ada istina yang menyerupai istana miliknya di Saba. Selama ini Ratu Balqis berpikir hanya dialah pemilik istana termegah dan terindah.

Saat ditanya oleh Nabi Sulaiman as: “Seperti inikah singgasanamu?” Dengan terkaget Ratu Balqis menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku” lalu Ratu Balqis dipersilahkan masuk ke dalam istana Nabi Sulaiman.

Peristiwa itu membuat Ratus Balqis kagum dan menyadari kekurangannya. Beliau pun meminta maaf atas kekhilafaanya selama ini. Kemudian Ratu Balqis menikah dengan Nabi Sulaiman as. 🙂

Nabi Sulaiman dan Malaikat Maut

ahmadsamantho.wordpress.com
ahmadsamantho.wordpress.com

Disuatu hari, Nabi Sulaiman as mengadakan jamuan makan kepada seluruh tamu kenegaraan. Di tengah-tengah ramainya makan malam, datanglah seorang pemuda yang seorangpun tak ada mengenalnya secara tiba-tiba. Lalu pemuda tersebut memandangi semua tamu-tamu satu persatu dengan tatapan yang tajam dan menggetarkan jiwa bagi siapa saja yang dipandanginya.

Setelah mencari dan memandangi satu persatu para tamu, pandangan pemuda itu berakhir tertuju pada seseorang dengan teramat lama, panggil saja “fulan”. fulan pun bergetar takut dan merinding. Kemudian pemuda yang datang tersebut pergi entah kemana. Tak ada seorang pun yang tahu kemana arah kepergiannya.

Setelah suasana sudah tenang, maka fulan bertanya hal tersebut kepada Nabi Sulaiman,”Wahai Nabi Sulaiman siapakah pemuda tersebut?” Nabi Sulaiman pun menjawab,”Pemuda itu adalah malaikat maut yang akan mencabut nyawa salah seorang yang ada di sini.

Fulan merasa bahwa yang akan dicabut nyawanya oleh malaikat maut adalah dia. Fulan meminta kepada Nabi Sulaiman untuk memindahkan dirinya dari tempat jamuan itu. Lalu Nabi Sulaiman mengutus angin untuk memindahkan fulan ke negri India.

Setelah kepergiannya fulan dari tempat jamuan, pemuda misterius itu datang lagi ke tempat jamuan dan menanyakan fulan kepada Nabi Sulaiman, “Kemana perginya fulan?” Nabi Sulaiman menceritakan hal yang sebenarnya kepada pemuda tersebut dan memberi tahu bahwa fulan berada di india bersama dengan hembusan angin yang kencang.

Setelah itu Nabi Sulaiman bertanya pada malaikat maut yang menjelma sebagai seorang pemuda tersebut, “Ada apa dengan fulan?”. Pemuda tersebut menjawabnya, “Sesungguhnya Allah telah menggariskan kematian fulan saat ini juga di India.” Maka pemuda tersebut segera menjalankan perintah Allah untuk mencabut nyawa fulan di India.

Setelahnya tiba fulan diIndia. Fulan tersebut kaget karena dia telah ditunggu oleh malaikat maut disana. Maka dia tidak bisa kemana-mana lagi.

Nabi Sulaiman Wafat

islamumin.blogspot.com
islamumin.blogspot.com

Suatu hari Nabi Sulaiman as memantau para jin yang sedang bekerja. Nabi Sulaiman as terus memantau para jin yang disuruhnya bekerja. Jin-jin yang bekerja itu tidak berani menoleh kepada Nabi Sulaiman as. Saat itu juga malaikat maut mendatangi Nabi Sulaiman untuk mencabut nyawanya.

Nabi Sulaiman pun wafat dalam keadan berdiri ditahan oleh tongkatnya sehingga para jin yang bekerja itu tidak mengetahui bahwasanya Nabi Sulaiman telah wafat.

Allah memerintahkan kepada hewan rayap agar memakan tongkat yang menyangga Nabi Sulaiman. Setelah beberapa hari tongkat Nabi Sulaiman habis dimakan rayap dan saat itujuga Nabi Sulaiman tersungkur ke tanah. Para jin Nabi Sulaiman as yang bekerja menghentikan pekerjaan mereka dan menghampiri Nabi Sulaiman.

Banyak tanda dan pelajaran dari kematian Nabi Sulaiman as. Hal ini karena sebab kekuasaan Allah. Dalam kejadian itu menandakan bahwa walaupun makhluk ghoib (jin) tidak mengetahui hal yang ghoib. Yang mengetahui semua yang ghoib hanyalah Alloh.

Itu lah sebagian dari kisah perjalanan hidup Nabi Sulaiman yang diberi nikmat yang begitu banyak, akan tetapi Nabi Sulaiman as tetap taat kepada Allah SWT. Banyak pula kejadian-kejadian yang dapat dijadikan pelajaran kepada kita atas meninggalnya Nabi Sulaiman. Hal ini diutarakan dalam surat Saba’ ayat 14.

Video Kisah Nabi Sulaiman

https://www.youtube.com/watch?v=XZW3Zdnrk-U

Penutup

Itulah beberapa penggalan kisah dari Nabi Sulaiman as. Tentu banyak sekali cerita-cerita dari seorang Rasul Allah yang mulia. Akan tetapi yang sampai kepada kita melalui Alquran dan referensi lainnya hanyalah beberapa bagian saja.

Jika ada yang ingin menambahkan kisah dari Nabi Sulaiman as, silakan tulis di kolom komentar atau jika ada kesalahan dalam menuliskan cerita maupun penulisan, mohon juga revisinya. Okey?

Jadi, sejauh manakah kita telah mengenal Nabi Sulaiman as?

Leave a Comment